Jumat, 17 Januari 2014

dongeng "asal-usul tenaga warna"

telaga warna
telaga warna
Zaman dahulu, ada sebuah kerajaan di Jawa Barat bernama Kutatanggeuhan. Kutatanggeuhan merupakan kerajaan yang makmur dan damai. Rakyatnya hidup tenang dan sejahtera karena dipimpin oleh raja yang bijaksana. Raja Kutatanggeuhan bernama Prabu Suwartalaya dan permaisurinya bernama Ratu Purbamanah. Raja dan ratu sangant bijaksana sehingga kerjaan yang dipimpin makmur dan tenteram.
Semua sangat menyenangkan. Sayangnya, Prabu dan istrinya belum memiliki anak. Itu membuat pasangan kerajaan itu sangat sedih. Penasehat Prabu menyarankan, agar mereka mengangkat anak. Namun Prabu dan Ratu tidak setuju. “Buat kami, anak kandung adalah lebih baik dari pada anak angkat,” sahut mereka.
Ratu sering murung dan menangis. Prabu pun ikut sedih melihat istrinya. Lalu Prabu pergi ke hutan untuk bertapa. Di sana sang Prabu terus berdoa, agar dikaruniai anak. Beberapa bulan kemudian, keinginan mereka terkabul. Ratu pun mulai hamil. Seluruh rakyat di kerajaan itu senang sekali. Mereka membanjiri istana dengan hadiah.
Sembilan bulan kemudian, Ratu melahirkan seorang putri yang diberinama Gilang Rukmini . Penduduk negeri pun kembali mengirimi putri kecil itu aneka hadiah. Bayi itu tumbuh menjadi anak yang lucu. Belasan tahun kemudian, ia sudah menjadi remaja yang cantik.
Prabu dan Ratu sangat menyayangi putrinya. Mereka memberi putrinya apa pun yang dia inginkan. Namun itu membuatnya menjadi gadis yang manja. Kalau keinginannya tidak terpenuhi, gadis itu akan marah. Ia bahkan sering berkata kasar. Walaupun begitu, orangtua dan rakyat di kerajaan itu mencintainya.
Hari berlalu, Putri pun tumbuh menjadi gadis tercantik di seluruh negeri. Dalam beberapa hari, Putri akan berusia 17 tahun. Maka para penduduk di negeri itu pergi ke istana. Mereka membawa aneka hadiah yang sangat indah. Prabu mengumpulkan hadiah-hadiah yang sangat banyak itu, lalu menyimpannya dalam ruangan istana. Sewaktu-waktu, ia bisa menggunakannya untuk kepentingan rakyat.
Prabu hanya mengambil sedikit emas dan permata. Ia membawanya ke ahli perhiasan. “Tolong, buatkan kalung yang sangat indah untuk putriku,” kata Prabu. “Dengan senang hati, Yang Mulia,” sahut ahli perhiasan. Ia lalu bekerja d sebaik mungkin, dengan sepenuh hati. Ia ingin menciptakan kalung yang paling indah di dunia, karena ia sangat menyayangi Putri.
Hari ulang tahun pun tiba. Penduduk negeri berkumpul di alun-alun istana. Ketika Prabu dan Ratu datang, orang menyambutnya dengan gembira. Sambutan hangat makin terdengar, ketika Putri yang cantik jelita muncul di hadapan semua orang. Semua orang mengagumi kecantikannya.
Prabu lalu bangkit dari kursinya. Kalung yang indah sudah dipegangnya. “Putriku tercinta, hari ini aku berikan kalung ini untukmu. Kalung ini pemberian orang-orang dari penjuru negeri. Mereka sangat mencintaimu. Mereka mempersembahkan hadiah ini, karena mereka gembira melihatmu tumbuh jadi dewasa. Pakailah kalung ini, Nak,” kata Prabu.
Putri menerima kalung itu. Lalu ia melihat kalung itu sekilas. “Aku tak mau memakainya. Kalung ini jelek!” seru Putri. Kemudian ia melempar kalung itu. Kalung yang indah pun rusak. Emas dan permatanya tersebar di lantai.
Itu sungguh mengejutkan. Tak seorang pun menyangka, Putri akan berbuat seperti itu. Tak seorang pun bicara. Suasana hening. Tiba-tiba meledaklah tangis Ratu Purbamanah. Dia sangat sedih melihat kelakuan putrinya.Akhirnya semua pun meneteskan air mata, hingga istana pun basah oleh air mata mereka. Mereka terus menangis hingga air mata mereka membanjiri istana, dan tiba-tiba saja dari dalam tanah pun keluar air yang deras, makin lama makin banyak. Hingga akhirnya kerajaan Kutatanggeuhan tenggelam dan terciptalah sebuah danau yang sangat indah.
Di hari yang cerah, kita bisa melihat danau itu penuh warna yang indah dan mengagumkan. Warna itu berasal dari bayangan hutan, tanaman, bunga-bunga, dan langit di sekitar telaga. Namun orang mengatakan, warna-warna itu berasal dari kalung Putri yang tersebar di dasar telaga.

sejarah topeng cirebon

Sejarah Topeng Cirebon

 

Menulis tentang keberadaan seni Tari Topeng Cirebon dengan kaitannya di dalam Keraton Cirebon, maka tidak bisa lepas dari perjalanan sejarah berdirinya Penguasa Islam di daerah pesisir ini.

Pada saat berkuasanya Sunan Gunung Jati sebagai Pimpinan Islam di Cirebon, maka datanglah percobaan untuk meruntuhkan kekuasaan Cirebon di Jawa Barat. Tokoh pelakunya adalah Pangeran Welang dari daerah Karawang. Tokoh ini ternyata sangat sakti dan memiliki pusaka sebuah pedang bernama Curug Sewu. Penguasa Cirebon beserta para pendukungnya tidak ada yang bisa menandingi kesaktian Pangeran Welang. dalam keadaan kritis maka diputuskan bahwa utnuk menghadapi musuh yang demikian saktinya harus dihadapi dengan diplomasi kesenian. Setelah disepakati bersama antara Sunan Gunung Jati, Pangeran Cakrabuana dan Sunan Kalijaga maka terbentuklah team kesenian dengan penari yang sangat cantik yaitu Nyi Mas Gandasari dengan syarat penarinya memakai kedok/topeng.

Mulailah team kesenian ini mengadakan pertunjukan ke setiap tempat seperti lazimnya sekarang disebut ngamen. dalam waktu singkat team kesenian ini menjadi terkenal sehinga Pangeran Walang pun penasaran dan tertarik untuk menontonnya. Setelah pangeran Walang menyaksikan sendiri kebolehan sang penari, seketika itu pula dia jatuh cinta, Nyi Mas Gandasari pun berpura – pura menyambut cintanya dan pada Saat Pangeran Walang melamar maka Nyi Mas Gandasari minta dilamar dengan Pedang Curug Sewu. Pangeran Walang tanpa pikir panjang menyerahkan pedang pusaka tersebut bersamaan dengan itu maka hilang semua kesaktian Pangeran Walang.

Dalam keadaan lemah lunglai tidak berdaya Pangeran Walang menyerah total kepada sang penari Nyi Mas gandasari dan memohon ampun kepada Sunan Gunung Jati agar tidak dibunuh. Sunan Gunung Jati memberi ampun dengan syarat harus memeluk agama Islam. Setelah memeluk agama Islam Pangeran Walang dijadikan petugas pemungut cukai dan dia berganti nama menjadi Pangeran Graksan. Sedangkan para pengikut Pangeran Walang yang tidak mau memeluk agama Islam tetapi ingin tinggal di Cirebon, oleh Sunan Gunung Jati diperintahkan untuk menjaga keraton – keraton Cirebon dan sekitarnya.

( Cerita ini diambil dari buku Babad Cirebon Carang Satus dan pernah dipentaskan melalui pagelaran Wayang Golek Cepak oleh Dalang Aliwijaya di Keraton Kacirebonan Cirebon ).

Melihat keberhasilan misi kesenian topeng bisa dijadikan penangkal serangan dari kekuatan – kekuatan jahat maka pihak penguasa Cirebon menerapkan kesenian topeng ini untuk meruat suati daerah yang dianggap angker. Dan kelanjutannya kesenian topeng ini masih digunakan di desa – desa untuk upacara ngunjung, nadran, sedekah bumi dan lain – lainnya.

Setelah masyarakat menerima tradisi meruat itu, di samping harus ada pagelaran wayang kulit juga harus menampilkan tari topeng, maka tumbuh suburlah penari – penari topeng di Cirebon. Namun yang mula – mula menarikan tari topeng ini kebanyakan para dalang wayang kulit yang sebelum pentas wayang, pada siang hari sang dalang harus menari topeng terlebih dahulu. Oleh karenanya para dalang wayang kulit yang lahir sebelum tahun 1930 diwajubkan untuk mendalami tari topeng terlebih dahulu sebelum menjadi dalang wayang kulit. Dalam hubungannya pihak keraton selalu melibatkan kesenian untuk media dakwah dalam penyebaran agama Islam, dan pihak keraton memberikan nama Ki Ngabei untuk seniman yang juga berdakwah.

Kesenian tari topeng Cirebon menjalankan sisi dakwah keagamaan dengan berpijak kepada tata cara mendalami Islam di Cirebon yang mempunyai 4 (empat) tingkatan yang biasa disebut : Sareat, Tarekat, Hakekat dan Ma’ripat.

Tari Topeng Cirebonan


Tari Topeng Cirebonan

keterangan : ini ada lah artikel dari seni tari topeng cirebonan,,,yang sudah terkenal hingga mancanegara,,kesenian ini sangat menarik, dan indah,,setiap gerakan nya memiliki makna yang dalam,,semoga menambah pengetahuan kita semua.
ARTI DAN MAKNA TOPENG / KEDOK
Menurut pendapat salah seorang seniman dari ujung gebang-Susukan-Cirebon, Marsita, kata topeng berasal dari kata” Taweng” yang berarti tertutup atau menutupi. Sedangkan menurut pendapat umum, istilah kata Topeng mengandung pengertian sebagai penutup muka / kedok.
Berdasarkan asal katanya tersebut, maka tari Topeng pada dasarnya merupakan seni tari tradisional masyarakat Cirebon yang secara spesifik menonjolkan penggunaan penutup muka berupa topeng atau kedok oleh para penari pada waktu pementasannya.
Seperti yang telah diutarakan diatas, bahwa unsur-unsur yang terdapat dalam seni tari topeng Cirebon mempunyai arti simbolik dan penuh pesan-pesan terselubung, baik dari jumlah kedok, warna kedok, jumlah gamelan pengiring dan lain sebagainya. Hal tersebut merupakan upaya para Wali dalam menyebarkan agama Islam dengan menggunakann kesenian Tari Topeng setelah media Dakwah kurang mendapat Respon dari masyarakat.
Jumlah Topeng / Kedok seluruhnya ada 9 (sembilan ) buah, yaitu : Panji, Samba atau Pamindo, Rumyang, Tumenggung atau Patih, Kelana atau Rahwana, Pentul, Nyo atau Semblep, Jinggananom dan Aki – aki. Dari kesembilan Topeng / Kedok tersebut yang dijadikan sebagai Kedok pokok hanya 5 (lima ) buah yaitu : Panji, Samba atau Pamindo, Rumyang, Tumenggung dan Kelana. Sedangkan empat kedok lainnya hanya digunakan apabila dibuat cerita / lakon seperti cerita Jaka Blowo, Panji Blowo, Panji Gandrung dll.POKOK – POKOK TARI TOPENG
Pokok – pokok Tari Topeng Cirebon ada 9 (sembilan) gerakan yaitu:
1. Adeg-adeg
2. Pasangan
3. Capang
4. Banting Tangan
5. Jangkung Ilo
6. Godeg
7. Gendut
8. Kenyut
9. Nindak / Njanda
Kesembilan gerakan tersebut adalah disesuaikan dengan lubang yang terdapat pada tubuh manusia, yaitu sebagai berikut :
• Dua lubang mata
• Dua lubang telinga
• Dua lubang hidung
• Dua lubang pelepasan (depan dan belakang )
• Satu lubang mulutArti dari kesembilan gerakan tersebut yaitu :
1. ADEG –ADEG (berdiri ) : Artinya kita harus berdiri dengan kokoh agar tidak tergoyahkan.
2. PASANGAN   : Artinya kita senantiasa memberikan suri tauladan kepada orang lain dengan berbuat kebajikan dan kebaikan.
3. CAPANG : Artinya agar kita selalu ringan tangan memberikan pertolongan kepada yang membutuhkan.
4. BANTING TANGAN : Artinya kita harus senantiasa bekerja keras.
5. JANGKUNGILO : Artinya mengukur keinginan kita dengan kemampuan yang ada.
6. GODEG : Artinya geleng kepala. Maknanya apabila kita melihat saudara kita sesama manusia yang sedang di landa kesusahan kita senantiasa menggelengkan kepala dan kemudian menolongnya sesuai kemampuan.
7. GENDUT : Artinya dalam hidup ini kita jangan gemuk sendiri karena masih banyak saudara – saudara kita yang kekurangan dan hidup dibawah garis kemiskinan.
8. KENYUT : Artinya Kepincut. Maknanya kita harus kepincut kepada hal – hal yang sifatnya positif dan konstruktif.
9. NINDAK / NJANGKA : Artinya bertindak atau berbuat. Maknanya kita senantiasa harus berbuat kepada jalan yang diridhoi Allah SWT.
JENIS TARI TOPENG YANG SUDAH TERKENAL
1.Panji :
Menggambarkan kesucian manusia yang baru lahir. Gerakannya halus dan lembut. Tidak seluruh tubuh digerakan.

2. Samba atau Pamindo :
Melambangkan kelincahan manusia dimasa kanak-kanak. Sikapnya lincah dan lucu tetapi juga luwes.

3. Rumyang :
Menggambarkan kehidupan seorang remaja pada masa akil baligh.

4. Tumenggung atau Patih :
Menggambarkan manusia yang sudah menginjak dewasa dan telah menemukan jati dirinya. Sikapnya tegas, berkepribadian, bertanggung jawab dan memiliki jiwa korsa yang Paripurna.

5. Kelana atau Rahwana :
Melambangkan sifat angkara murka yang terdapat dalam manu
Kelima Topeng / kedok tersebut apabila dikaitkan dengan unsur Islam adalah sebagai berikut :
Topeng Panji
Akronim dari kata MAPAN ning kang SIJI, artinya tetap kepada yang satu atau Esa. Tiada Tuhan selain Allah Swt.
Topeng Samba
Berasal dari kata SAMBANG atau SABAN yang artinya setiap. Maknanya bahwa setiap waktu kita diwajibkan mengerjakan segala Perintah- NYA. Sedangkan Pamindo artinya Diduakalikan (Dipindoni), maknanya bahwa disamping mengerjakan perintah – NYA, kita juga perlu melaksanakan hal –hal yang sunnah
Topeng Rumyang
Berasal dari kata Arum / Harum dan Yang / Hyang (Tuhan).Maknanya bahwa kita senantiasa mengharumkan nama Tuhan yaitu dengan Do’a dan dzikir
Topeng Temenggung
Memberikan kebaikan kapada sesama manusia, saling menghormati dan senantiasa mengembangkan silih Asah, Silih Asih dan Silih Asuh
Topeng Kelana
Kelana artinya Kembara atau Mencari. Bahwa dalam hidup ini kita wajib berikhtiar
TOPENG / KEDOK TAMBAHAN
Seperti diungkapkan diatas, bahwa jumlah kedok seluruhnya ada 9 buah dan yang dijadikan kedok pokok hanya 5 buah. Adapun 4 kedok lainnya digunakan bila mementaskan cerita / lakon.
Berikut ini adalah arti dan makna 4 kedok tambahan, yaitu sebagai berikut :
1. PENTUL : Menggambarkan seorang Pawongan / punakawan yang selalu rendah hati, tidak sombong dan selalu setia kepada tuannya.
2. NYO / SEMBLEP : Menggambarkan seorang Emban atau Parkan atau juga seorang Inang Pengasuh.
3. JINGGANANOM : Menggambarkan seorang Abdi Negara dan Abdi masyarakat Yang senantiasa menempatkan kepentingan pribadi atau golongan.
4. AKI – AKI : Menggambarkan kehidupan manusia di masa tua.
*about olin*

Kamis, 16 Januari 2014

seni dikalangan remaja

sekarang, anak remaja enggan menggali seni yang terkandung di suatu daerah. entah apa faktornya. mungkin karena adanya globalisasi dari luar negeri, atau bahkan benar-benar sudah tidak peduli dengan seni daerah yang lahir dari tanah leluhur kita di bumi pertiwi ini? lalu bagaimana jika kesenian kita hilang karena tidak ada kesadaran diri jiwa muda untuk melestarikannya? dari banyaknya kesenian di Indonesia, akankah lenyap begitu saja? jangan sampai dong yaa.. inikan warisan kita, tidak ada salahnya jika kita mau belajar, untuk apa malu dengan mempelajari kesenian daerah? dengan begitu, kita akan paham dan mengerti bagaimana menjadi seniman muda yang memiliki banyak prestasi. *about olin*

Selasa, 14 Januari 2014






Haay senang nih pengen gini lagi,asik loh seruuu

Seni

Bagi saya seni itu lahir dari sebuah hobby, bagaimana kita menyikapi adanya seni ketika dalam melakukan kegiatan di dalam hidup kita yang selalu mengandung unsur seni yang indah. apa sajakah? kita katakan musik. ya, hidup ini tanpa dialiri musik rasanya benar-benar hampa. adakah manusia yg sepanjang hidupnya tanpa mendengarkan alunan musik? tentu saja tidak. bukan hanya kecintaan seni saya terhadap jenis musik yang ada di nusantara maupun kelas nasional. banyak impian yang saya tekankan sebagai motivasi diri terhadap kecintaan saya pada seni. Ya, tari. buat saya mempelajari ilmu tari dari berbagai daerah itu menjadi jamuan wajib untuk bisa membantu dalam upaya melestarikan budaya dan kesenian daerah di nusantara. lalu, bagaimana pendapat masyarakat untuk menyikapi nya? sebagai generasi muda, tidak ada salahnya untuk kita mencintai seni tradisional daerah. jangan hanya kesenian luar negeri yang kita kenali dan kita banggakan. anda perlu ketahui bahwa kesenian daerah memiliki nilai leluhur yang sangat baik, dapat diterima masyarakat luar, menjadi harta yang sangat indah.. *about Olin*

Babad cirebon

Asal Mula Kota Cirebon

Asal kota Cirebon ialah pada abad ke 14 di pantai utara Jawa Barat ada desa nelayan kecil yang bernama Muara Jati yang terletak di lereng bukit Amparan Jati. Muara Jati adalah pelabuhan nelayan kecil. Penguasa kerajaan Galuh yang ibu kotanya Rajagaluh menempatkan seorang sebagai pengurus pelabuhan atau syahbandar Ki Gedeng Tapa. Pelabuhan Muara Jati banyak di singgahi kapal-kapal dagang dari luar di antaranya kapal Cina yang datang untuk berniaga dengan penduduk setempat, yang di perdagangkannya adalah garam, hasil pertanian dan terasi.
Kemudian Ki Gendeng Alang-alang mendirikan sebuah pemukiman di lemahwungkuk yang letaknya kurang lebih 5 km, ke arah Selatan dari Muara Jati. Karena banyak saudagar dan pedangan asing juga dari daerah-daer5ah lain yang bermukim dan menetap maka daerah itu di namakan Caruban yang berarti campuran kemudian berganti Cerbon kemudian menjadi Cirebon hingga sekarang.
Raja Pajajaran Prabu Siliwanggi mengangkat Ki Gede Alang-alang sebagai kepala pemukiman baru ini dengan gelar Kuwu Cerbon. Daerahnya yang ada di bawah pengawasan Kuwu itu dibatasi oleh Kali Cipamali di sebelah Timur, Cigugur (Kuningan) di sebelah Selatan, pengunungan Kromong di sebelah Barat dan Junti (Indramayu) di sebelah Utara.
Setelah Ki Gedeng Alang-alang wafat kemudian digantikan oleh menantunya yang bernama Walangsungsang putra Prabu Siliwanggi dari Pajajaran. Walangsungsang ditunjuk dan diangkat sebagai Adipati Carbon dengan gelar Cakrabumi. Kewajibannya adalah membawa upeti kepada Raja di ibukota Rajagaluh yang berbentuk hasil bumi, akan tetapi setelah merasa kuat meniadakan pengiriman upeti, akibatnya Raja mengirim bala tentara, tetapi Cakrabumi berhasil mempertahankannya.
Kemudian Cakrabumi memproklamasikan kemerdekaannya dan mendirikan kerajaan Cirebon dengan mamakai gelar Cakrabuana. Karena Cakrabuana telah memeluk agama Islam dan pemerintahannya telah menandai mulainya kerajaan kerajaan Islam Cirebon, tetapi masih tetap ada hubungan dengan kerajaan Hindu Pajajaran.
Semenjak itu pelabuhan kecil Muara Jati menjadi besar, karena bertambahnya lalu lintas dari dan ke arah pedalaman, menjual hasil setempat sejauh daerah pedalaman Asia Tengara. Dari sinilah awal berangkat nama Cirebon hingga menjadi kota besar sampai sekarang ini.
Pangeran Cakra Buana kemudian membangun Keraton Pakungwati sekitar Tahun 1430 M, yang letaknya sekarang di dalam Komplek Keraton Kasepuhan Cirebon

Can I Have I like That



(feat. Gwen Stefani)

Ladies and gentlemen,
Yeszir,
Let's do it!
Yeszir,

Yo, On and on and my nuts I'm palming,
Take two of these and call me in the morning
You should see the way the chain heart is to charmin'
Flying like a bird like Nelly Furtado
Shit pop ya bottles toast to screen cheers!
Getcha 2-step cuz it's the record of the year
Nigga that brought you ice creams 2 for a pair,
Officially announcing that this is warfare
Cuz back in the day my clouds was grey
And it seemed like my angels couldn't blow them away
But then i sold my first verse that cut the NSX
But i was still ridin' in them thin ass jets,
But now,

My business so clear out the window of the leer
And I'm talking on my celly all this shit that you should hear,
Listen clearly now,
Hello, can you hear me now?

Can i have it like that?
You got it like that
Can i have it like that?
You got it like that
Can i have it like that?
You got it like that
Can i have it like that?
You got it like that

So, drop ya purse, and grab ya hips,
And act like ya tryin' to get this money right quick,
So can i have it like that?
You got it like that
Can i have it like that?
You got it like that

On and on and this beat is zoning,
I control the mind straight over the phone,
Let 'em explore the words something like a tourist,
They never get addicted unless ........
From Louisdales to Jimmy Choos is real,
She knows the time she sees the richard mille,
Flat double skeletal tourbillon
Its just like her body move it turns her on,
She like the way my hands use her body for hand warmers,
And all our car doors go up like Transformers
See i can do it thisaway i can do it thataway
From the crib in Viginia to that new Miami getaway
So cool like new edition that she hollas ya scent,
I'll get it ok, let it boil away,
But please run along, cuz ladeez is feelin wrong,
And I got some right for 'em right after this song
Cuz my name is Skate-Board-P

Ladies and gentlemen,

Can i have it like that?
You got it like that
Can i have it like that?
You got it like that
Can i have it like that?
You got it like that
Can i have it like that?
You got it like that

So, drop ya purse, and grab ya hips,
And act like ya tryin' to get this money right quick,
So can i have it like that?
You got it like that
Can i have it like that?
You got it like that

On and on and the temperatures warming
I spit heat flashes, niggaz get nautious,
Bright as a bitch
So analyze with caution
When the light hit the ice bet a 100 that you vomit
Should i mention the fact the transition is the track
No one change into the vision just to get me where I'm at
No skateboy P too grown
Riding up and down college in that new 2 tone
It's so cold you dont wanna feel the chill of it, (Uh!)
Just stand back and just look at the grill of it, (Uh!)
I don't smoke but i bet the... love it!
It totally intensifies vivd ass appeal of it,

You could be jealous, and grit ya teeth,
But all these little nigaas got something in reach

While on my boat party trying to sunseek,

Ladies and gentlemen,

Can i have it like that?
You got it like that
Can i have it like that?
You got it like that
Can i have it like that?
You got it like that
Can i have it like that?
You got it like that

So, drop ya purse, and grab ya hips,
And act like ya tryin' to get this money right quick,
So can i have it like that?
You got it like that
Can i have it like that?
You got it like that

(huh, huh, huh, huh)

its me

Hi.. ini merupakan salah satu dari beberapa foto mengenai kesenian cirebon. untuk kostum hijau yaitu pakaian penari topeng jenis rumyang. Dan untuk merah merupakan pakaian penari topeng jenis klana. kami sedang berfoto di wilayah Gua Sunyaragi kota cirebon yang merupakan tempat wisata dengan ciri khas tersendiri ala Kota Cirebon. WAW yaa ;;) *this is me Olin*

Senin, 13 Januari 2014

Sofa Nurhikmah Tesa: Tari Yapong

Sofa Nurhikmah Tesa: Tari Yapong: Satu jenis tarian tradisional yang diciptakan untuk pertunjukan. Yapong bukan tari pergaulan seperti Jaipongan, yang berasal dari Jawa ...

Curug Cibereum

Indahnya Pelangi Curug Cibeureum

Tgl. Update : Selasa, 07 Januari 2014 Lihat: 183
 5  1  8 CURUG Cibereum yang terletak di kawasan Gunung Gede Pangrango, menyimpan pesona yang sangat luar biasa. Letaknya yang berada di ketinggian 1675 meter dari permukaan laut ternyata menyajikan panorama alam yang begitu indahnya.
Curug Cibereum terletak di dalam kawasan Taman Nasional Gede Pangrango (TNGP) Cibodas, tepatnya di Desa Sindang Laya, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat.

Bagi pengunjung yang beruntung akan dapat menyaksikan pelangi di antara air yang berjatuhan dari tebing-tebing curam. Selain itu, pengunjung juga bisa bermain air di sekitaran air terjun.

Curug Cibereum terdiri dari air terjun utama Curug Cibeureum, dan dua air terjun lain yang lebih kecil, yakni Curug Cidendeng dan Curug Cikundul.

Curug Cibeureum adalah air terjun terbesar dan paling pendek di kawasan ini. Letaknya lebih terbuka dan dekat shelter, sehingga lebih banyak dikerumuni. Nama Cibeureum berasal dari bahasa Sunda yang berarti sungai merah. Nama tersebut diambil dari nuansa merah dinding tebing yang terbentuk dari lumut merah yang tumbuh secara endemik.

Di sebelah kanan Curug Cibeureum adalah Curug Cidendeng. Ukuran curug tersebut lebih tinggi dan langsing. Airnya melintasi tebing batu-batu trap, dan jatuh menimpa lereng tebing yang berlumut. Sedangkan yang paling kanan adalah Curug Cikundul. Letaknya yang sangat tinggi dan agak tersembunyi di ceruk dua tebing.

Ketiga curug ini memiliki ketinggian antara 40-50 meter dan berada di ketinggian 1675 m dari permukaan laut (dpl). Curah hujan rata-rata di kawasan ini berkisar 3.000-4.200 mm per tahun. Periode Oktober sampai Mei biasanya disebut bulan basah, karena pada saat musim barat laut dan rata-rata hujannya lebih dari 200 mm per bulan. Bulan Desember sampai Maret curah hujannya dapat mencapai lebih dari 400 mm per bulan.

Menurut klasifikasi iklim Scamidt dan Ferguson, tipe iklim di kawasan ini termasuk tipe iklim A. Rata-rata temperaturnya bervariasi antara 18 C di Cibodas dan kurang dari 10 C di puncak Pangrango.

Legenda

Kenapa dinamakan Cibeureum? Konon zaman dulu air yang dialirkannya berwarna merah. Ci (artinya air, Sunda) dan Beureum (artinya merah, Sunda). Warna merah ini berasal dari dinding tebing curug ditumbuhi lumut merah (Sphagnum gedeanum). Jika terkena sinar matahari, warna airnya terlihat berubah menjadi merah.

Selain mitos berupa air yang berwarna merah, juga terdapat mitos yang lain, yakni diyakininya keberadaan seorang pertapa sakti yang sedang melakukan laku ritual (bertapa). Karena bertapa sangat lama dan tekun, akhirnya pertapa tersebut berubah menjadi batu. Konon batu besar yang berada di tengah-tengah air terjun Cibeureum ini adalah perwujudan seorang pertapa sakti tersebut.

Lokasi

Curug Cibereum berjarak sekitar 2,6 km atau satu jam dengan berjalan kaki dari gerbang masuk Taman Nasional. Sedangkan untuk menuju Taman Nasional harus melewati pintu masuk kawasan wisata Kebun Raya Cibodas.

Perjalananan menuju kawasan wisata Cibodas dapat ditempuh dengan mobil dengan kondisi jalan cukup mulus. Jarak ke kawasan ini sekitar 100 km dari Jakarta (sekitar 3 jam perjalanan).

Pintu masuk menuju ke Curug Cibeureum terletak di sebelah utara sekitar 500 m dari pintu masuk utama Kebun Raya Cibodas. Pintu masuk ini juga merupakan jalan masuk menuju pendakian ke Gunung Gede-Pangrango.

Sepanjang perjalanan menuju curug ini akan ditemui beberapa tempat yang menarik. Ada beberapa tempat peristirahatan (pos) yang sengaja dibangun oleh pengelola. Sekitar 30 menit berjalan dari pintu masuk ditemui pos pertama. Di pos pertama ini terdapat pusat informasi, tempat istirahat, dan toilet.

Selanjutnya perjalanan dilanjutkan ke pos kedua yang terletak di dekat Telaga Biru. Telaga (dengan luas sekitar 0,25 ha) ini mempunyai air yang berwarna biru kehijau-hijauan, karena di dalam telaga ini terdapat ganggang hidup, sehingga membuatnya berwarna biru.

Setelah berjalan sekitar 2 km, perjalanan akan melewati jembatan yang terbuat dari susunan potongan kayu yang rapi di atas Rawa Gayonggong. Gayonggong sendiri itu jenis rumput. Aman untuk dilewati walau ada beberapa kayu yang sudah bolong karena rapuh. Track jembatan kayu ini lumayan panjang untuk disebut sekadar jembatan, sampai sedikit berkelok-kelok juga. Di jembatan kayu ini ada tempat istirahat untuk sekadar melepas lelah atau mengabadikan pemandangan.

Jalur jembatan kayu kembali berganti dengan track bebatuan, dan tidak lama akan ditemui pos ketiga yang terletak di sebelah persimpangan (pertigaan), dan dinamakan Panyancangan Kuda. Ada penunjuk arah di sana, dengan arah ke kiri menuju lokasi air panas, Kandang Badak, dan Puncak Gede, sedangkan arah ke kanan ke curug Cibeureum dan puncak Pangrango.

Dari persimpangan tersebut ke arah kanan jalan agak menurun sedikit dan datar. Waktu tempuh menuju curug sekitar seperempat jam lagi dari persimpanan ini.

Jika menggunakan kendaraan umum, Anda dari kota Sukabumi bisa naik angkot jurusan Salabintana dengan jarak tempuh sekitar 7 km dengan ongkos berkisar Rp 3000 per orang. Turun di pemberhentian akhir kawasan wisata Salabintana. Dari Salabintana kemudian berjalan kaki selama satu jam menuju Pondok Halimun dengan jarak tempuh sekitar 2 km, bisa melewati kebun teh "Goalpara" atau Kampung Cipeulang hingga pintu gerbang kawasan.

Biaya tiket masuk ke Curug Cibeureum adalah Rp 3.500/orang. Biaya ini adalah untuk berkunjung ke Curug Cibeureum atau melakukan pendakian. Sebelumnya di pintu gerbang Kawasan Wisata Kebun Raya Cibodas membayar tiket masuk sebesar Rp 2.000/orang dan Rp 5.000 untuk kendaraan roda empat.
- See more at: http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/stcontent.php?id=123&lang=id#sthash.awQymsEu.dpuf

Kerajaan singasari


KERAJAAN SINGASARI
Kerajaan Singasari (1222-1293) adalah salah satu kerajaan besar di Nusantara vang didirikan oleh Ken Arok pada 1222. Kerajaan Singasari mencapai puncak kejayaan ketika dipimpin oleh Raja Kertanegara (1268-1292) yang bergelar Maharajadhiraja Kertanegara Wikrama Dharmottunggadewa.
Candi Singasari disebut juga Candi Tumapel berupa kuil Syiwa yang besar dan tinggi.Ken Arok merebut daerah Tumapel, salah satu wilayah Kerajaan Kediri yang dipimpin oleh Tunggul Ametung, pada 1222. Ken Arok pada mulanya adalah anak buah Tunggul Ametung, namun ia membunuh Tunggul Ametung karena jatuh cinta pada istrinya, Ken Dedes. Ken Arok kemudian mengawini Ken Dedes. Pada saat dikawini Ken Arok, Ken Dedes telah mempunyai anak bernama Anusapati yang kemudian menjadi raja Singasari (1227-1248). Raja terakhir Kerajaan Singasari adalah Kertanegara.
Ken Arok
Ketika di pusat Kerajaan Kediri terjadi pertentangan antara raja dan kaum Brahmana, semua pendeta melarikan diri ke Tumapel dan dilindungi oleh Ken Arok. Pada 1222, para pendeta Hindu kemudian menobatkan Ken Arok sebagai raja di Tumapel dengan gelar Sri Ranggah Rajasa Bhatara Sang Amurwabhumi. Adapun nama kerajaannya ialah Kerajaan Singasari. Berita pembentukan Kerajaan Singasari dan penobatan Ken Arok menimbulkan kemarahan raja Kediri, Kertajaya. la kemudian memimpin sendiri pasukan besar untuk menyerang Kerajaan Singasari. Kedua pasukan bertempur di Desa Ganter pada 1222. Ken Arok berhasil memenangkan pertempuran dan sejak itu wilayah kekuasaan Kerajaan Kediri dikuasai oleh Singasari.
Candi Jago terletak di Malang, Jawa Timur, merupakan peninggalan Kerajaan Singasari yang dibangun untuk Raja Wisnuwardhana, raja Singasari, pada pertengahan abad ke-13. Dalam Negarakertagama, candi ini merupakan salah satu tempat yang dikunjungi Hayam Wuruk pada 1359.Kertanegara
Ken Arok memerintah Kerajaan Singasari hanya lima tahun. Pada 1227 ia dibunuh oleh Anusapati, anak tirinya (hasil perkawinan Tunggul Ametung dan Ken Dedes). Sepuluh tahun kemudian Anusapati dibunuh oleh saudara tirinya, Tohjaya (putra Ken Arok dengan Ken Umang).


Kematian Anusapati menimbulkan kemarahan Ranggawuni, putra Anusapati. Ranggawuni langsung menyerang Tohjaya. Pasukan Tohjaya kalah dalam pertempuran dan meninggal dunia dalam pelarian. Pada 1248 Ranggawuni menjadi raja Singasari bergelar Sri Jaya Wisnuwardhana. Ranggawuni memerintah Kerajaan Singasari selama 20 tahun (1248-1268) dan dibantu oleh Mahisa Cempaka (Narasingamurti). Ranggawuni wafat pada 1268 dan digantikan oleh putranya, Kertanegara. la memerintah Kerajaan Singasari selama 24 tahun (1268-1292).
Ekspedisi Pamalayu
Kertanegara terus memperluas pengaruh dan kekuasaan Kerajaan Singasari. Pada 1275 ia mengirim pasukan untuk menaklukkan Kerajaan Sriwijaya sekaligus menjalin persekutuan dengan Kerajaan Campa (Kamboja). Ekspedisi pengiriman pasukan itu dikenal dengan nama Pamalayu. Kertanegara berhasil memperluas pengaruhnya di Campa melalui perkawinan antara raja Campa dan adik perempuannya. Kerajaan Singasari sempat menguasai Sumatera, Bakulapura (Kalimantan Barat), Sunda (Jawa Barat), Madura, Bali, dan Gurun (Maluku).
Serangan Pasukan Mongol
Pasukan Pamalayu dipersiapkan Kertanegara untuk menghadapi serangan kaisar Mongol, Kubilai Khan, yang berkuasa di Cina. Utusan Kubilai Khan beberapa kali datang ke Singasari untuk meminta Kertanegara tunduk di bawah Kubilai Khan. Apabila menolak maka Singasari akan diserang. Permintaan ini menimbulkan kemarahan Kertanegara dengan melukai utusan khusus Kubilai Khan, Meng Ki, pada 1289. Kertanegara menyadari tindakannya ini akan dibalas oleh pasukan Mongol. la kemudian memperkuat pasukannya di Sumatera. Pada 1293 pasukan Mongol menyerang Kerajaan Singasari. Namun Kertanegara telah dibunuh oleh raja Kediri, Jayakatwang, setahun sebelumnya. Singasari kemudian dikuasai oleh Jayakatwang.
LIHAT JUGA


Arca Dwarapala merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Singasari.
Atas: Arca Dwarapala merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Singasari.
<< Kiri atas: Candi Singasari disebut juga Candi Tumapel berupa kuil Syiwa yang besar dan tinggi.
TAHUKAH KAMU
Pasukan Mongol menghancurkan Kerajaan Kediri dan membunuh Jayakatwang karena menyangka Kerajaan Kediri sebagai Kerajaan Singasari dan Jayakatwang sebagai Kertanegara.
<< Kiri bawah: Candi Jago terletak di Malang, Jawa Timur, merupakan peninggalan Kerajaan Singasari yang dibangun untuk Raja Wisnuwardhana, raja Singasari, pada pertengahan abad ke-13. Dalam Negarakertagama, candi ini merupakan salah satu tempat yang dikunjungi Hayam Wuruk pada 1359.
Candi Kidal dibangun di Rejokidal, Tumpang, Malang, yang dipersembahkan kepada Anusapati, raja kedua dan anak tiri Ken Arok.Atas : Candi Kidal dibangun di Rejokidal, Tumpang, Malang, yang dipersembahkan kepada Anusapati, raja kedua dan anak tiri Ken Arok.
Sumber : Syukur, Abdul, Ensiklopedi Umum untuk Pelajar , Jilid 9, Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve, 2005. Halaman 110.
Kerajaan Singasari adalah sebuah kerajaan Hindu Buddha di Jawa Timur yang didirikan oleh Ken Arok pada tahun 1222 M. Lokasi kerajaan ini sekarang diperkirakan di daerah Singosari, Malang. Kerajaan Singasari hanya sempat bertahan 70 tahun sebelum mengalami keruntuhan. Kerajaan ini beribu kota di Tumapel yang terletak di kawasan bernama Kutaraja. Pada awalnya, Tumapel hanyalah sebuah wilayah kabupaten yang berada dibawah kekuasaan Kerajaan Kadiri dengan bupati bernama Tunggul Ametung. Tunggul Ametung dibunuh oleh Ken Arok yang merupakan pengawalnya.

Keberadaan Kerajaan Singosari dibuktikan melalui candi-candi yang banyak ditemukan di Jawa Timur yaitu daerah Singosari sampai Malang, juga melalui kitab sastra peninggalan zaman Majapahit yang berjudul Negarakertagama karangan Mpu Prapanca yang menjelaskan tentang raja-raja yang memerintah di Singosari serta kitab Pararaton yang juga menceritakan riwayat Ken Arok yang penuh keajaiban. Kitab Pararaton isinya sebagian besar adalah mitos atau dongeng tetapi dari kitab Pararatonlah asal usul Ken Arok menjadi raja dapat diketahui. Sebelum menjadi raja, Ken Arok berkedudukan sebagai Akuwu (Bupati) di Tumapel menggantikan Tunggul Ametung yang dibunuhnya, karena tertarik pada Ken Dedes istri Tunggul Ametung. Selanjutnya ia berkeinginan melepaskan Tumapel dari kekuasaan kerajaan Kadiri yang diperintah oleh Kertajaya. Keinginannya terpenuhi setelah kaum Brahmana Kadiri meminta perlindungannya. Dengan alasan tersebut, maka tahun 1222 M /1144 C Ken Arok menyerang Kediri, sehingga Kertajaya mengalami kekalahan pada pertempuran di desa Ganter. Ken Arok yang mengangkat dirinya sebagai raja Tumapel bergelar Sri Rajasa Sang Amurwabhumi.


A. SISTEM PEMERINTAHAN KERAJAAN SINGASARI
Ada dua versi yang menyebutkan silsilah kerajaan Singasari alias Tumapel ini. Versi pertama adalah versi Pararaton yang informasinya didapat dari Prasasti Kudadu. Pararaton menyebutkan Ken Arok adalah pendiri Kerajaan Singasari yang digantikan oleh Anusapati (1247–1249 M). Anusapati diganti oleh Tohjaya (1249–1250 M), yang diteruskan oleh Ranggawuni alias Wisnuwardhana (1250–1272 M). Terakhir adalah Kertanegara yang memerintah sejak 1272 hingga 1292 M. Sementara pada versi Negarakretagama, raja pertama Kerajaan Singasari adalah Rangga Rajasa Sang Girinathapura (1222–1227 M). Selanjutnya adalah Anusapati, yang dilanjutkan Wisnuwardhana (1248–1254 M). Terakhir adalah Kertanagara (1254–1292 M). Data ini didapat dari prasasti Mula Malurung.

1. Ken Arok (1222–1227 M)
Pendiri Kerajaan Singasari adalah Ken Arok yang sekaligus juga menjadi Raja Singasari yang pertama dengan gelar Sri Ranggah Rajasa Sang Amurwabumi. Munculnya Ken Arok sebagai raja pertama Singasari menandai munculnya suatu dinasti baru, yakni Dinasti Rajasa (Rajasawangsa) atau Girindra (Girindrawangsa). Ken Arok hanya memerintah selama lima tahun (1222–1227 M). Pada tahun 1227 M, Ken Arok dibunuh oleh seorang suruhan Anusapati (anak tiri Ken Arok). Ken Arok dimakamkan di Kegenengan dalam bangunan Siwa–Buddha.

2. Anusapati (1227–1248 M)
Dengan meninggalnya Ken Arok maka takhta Kerajaan Singasari jatuh ke tangan Anusapati. Dalam jangka waktu pemerintahaannya yang lama, Anusapati tidak banyak melakukan pembaharuan-pembaharuan karena larut dengan kesenangannya menyabung ayam. Peristiwa kematian Ken Arok akhirnya terbongkar dan sampai juga ke Tohjoyo (putra Ken Arok dengan Ken Umang). Tohjoyo mengetahui bahwa Anusapati gemar menyabung ayam sehingga diundangnya Anusapati ke Gedong Jiwa (tempat kediamanan Tohjoyo) untuk mengadakan pesta sabung ayam. Pada saat Anusapati asyik menyaksikan aduan ayamnya, secara tiba-tiba Tohjoyo menyabut keris buatan Empu Gandring yang dibawanya dan langsung menusuk Anusapati. Dengan demikian, meninggallah Anusapati yang didharmakan di Candi Kidal.
candi kidal
Gambar: Candi Kidal


3. Tohjoyo (1248 M)
Dengan meninggalnya Anusapati maka tahta Kerajaan Singasari dipegang oleh Tohjoyo. Namun, Tohjoyo memerintah Kerajaan Singasari tidak lama sebab anak Anusapati yang bernama Ranggawuni berusaha membalas kematian ayahnya. Dengan bantuan Mahesa Cempaka dan para pengikutnya, Ranggawuni berhasil menggulingkan Tohjoyo dan kemudian menduduki singgasana.

4. Ranggawuni (1248–1268 M)
Ranggawuni naik takhta Kerajaan Singasari pada tahun 1248 M dengan gelar Sri Jaya Wisnuwardana oleh Mahesa Cempaka (anak dari Mahesa Wongateleng) yang diberi kedudukan sebagai ratu angabhaya dengan gelar Narasinghamurti. Ppemerintahan Ranggawuni membawa ketenteraman dan kesejahteran rakyat Singasari. Pada tahun 1254 M Wisnuwardana mengangkat putranya yang bernama Kertanegara sebagai yuwaraja (raja muda) dengan maksud mempersiapkannya menjadi raja besar di Kerajaan Singasari. Pada tahun 1268 Wisnuwardanameninggal dunia dan didharmakan di Jajaghu atau Candi Jago sebagai Buddha Amogapasa dan di Candi Waleri sebagai Siwa.
candi jago
Gambar: Candi Jago


5. Kertanegara (1268-1292 M)
Kertanegara adalah Raja Singasari terakhir dan terbesar karena mempunyai cita-cita untuk menyatukan seluruh Nusantara. Ia naik takhta pada tahun 1268 dengan gelar Sri Maharajadiraja Sri Kertanegara. Dalam pemerintahannya, ia dibantu oleh tiga orang mahamentri, yaitu mahamentri i hino, mahamentri i halu, dan mahamenteri i sirikan. Untuk dapat mewujudkan gagasan penyatuan Nusantara, ia mengganti pejabat-pejabat yang kolot dengan yang baru, seperti Patih Raganata digantikan oleh Patih Aragani. Banyak Wide dijadikan Bupati di Sumenep (Madura) dengan gelar Aria Wiaraja. Setelah Jawa dapat diselesaikan, kemudian perhatian ditujukan ke daerah lain. Kertanegara mengirimkan utusan ke Melayu yang dikenal dengan nama Ekspedisi Pamalayu 1275 yang berhasil menguasai Kerajaan Melayu. Hal ini ditandai dengan pengirimkan Arca Amoghapasa ke Dharmasraya atas perintah Raja Kertanegara.
arca amoghapasa
Gambar: Arca Amoghapasa


Selain menguasai Melayu, Singasari juga menaklukan Pahang, Sunda, Bali, Bakulapura (Kalimantan Barat), dan Gurun (Maluku). Kertanegara juga menjalin hubungan persahabatan dengan raja Champa,dengan tujuan untuk menahan perluasaan kekuasaan Kubilai Khan dari Dinasti Mongol. Kubilai Khan menuntut raja-raja di daerah selatan termasuk Indonesia mengakuinya sebagai yang dipertuan. Kertanegara menolak dengan melukai muka utusannya yang bernama Mengki. Tindakan Kertanegara ini membuat Kubilai Khan marah besar dan bermaksud menghukumnya dengan mengirimkan pasukannya ke Jawa. Mengetahui sebagian besar pasukan Singasari dikirim untuk menghadapi serangan Mongol maka Jayakatwang (Kediri) menggunakan kesempatan untuk menyerangnya. Serangan dilancarakan dari dua arah, yakni dari arah utara merupakan pasukan pancingan dan dari arah selatan merupakan pasukan inti.

Pasukan Kediri dari arah selatan dipimpin langsung oleh Jayakatwang dan berhasil masuk istana dan menemukan Kertanagera berpesta pora dengan para pembesar istana. Kertanaga beserta pembesar-pembesar istana tewas dalam serangan tersebut. Ardharaja berbalik memihak kepada ayahnya (Jayakatwang), sedangkan Raden Wijaya berhasil menyelamatkan diri dan menuju Madura dengan maksud minta perlindungan dan bantuan kepada Aria Wiraraja. Atas bantuan Aria Wiraraja, Raden Wijaya mendapat pengampunan dan mengabdi kepada Jayakatwang. Raden Wijaya diberi sebidang tanah yang bernama Tanah Tarik oleh Jayakatwang untuk ditempati. Dengan gugurnya Kertanegara maka Kerajaan Singasari dikuasai oleh Jayakatwang. Ini berarti berakhirnya kekuasan Kerajaan Singasari. Sesuai dengan agama yang dianutnya, Kertanegara kemudian didharmakan sebagai Siwa––Buddha (Bairawa) di Candi Singasari. Arca perwujudannya dikenal dengan nama Joko Dolog yang sekarang berada di Taman Simpang, Surabaya.
candi singasari
Gambar: Candi Singasari



B. KEHIDUPAN DI KERAJAAN SINGASARI
Dari segi sosial, kehidupan masyarakat Singasari mengalami masa naik turun. Ketika Ken Arok menjadi Akuwu di Tumapel, dia berusaha meningkatkan kehidupan masyarakatnya. Banyak daerah-daerah yang bergabung dengan Tumapel. Namun pada pemerintahan Anusapati, kehidupan sosial masyarakat kurang mendapat perhatian karena ia larut dalam kegemarannya menyabung ayam. Pada masa Wisnuwardhana kehidupan sosial masyarakatnya mulai diatur rapi. Dan pada masa Kertanegara, ia meningkatkan taraf kehidupan masyarakatnya. Upaya yang ditempuh Raja Kertanegara dapat dilihat dari pelaksanaan politik dalam negeri dan luar negeri.
Politik Dalam Negeri:
  1. Mengadakan pergeseran pembantu-pembantunya seperti Mahapatih Raganata digantikan oleh Aragani, dll.
  2. Berbuat baik terhadap lawan-lawan politiknya seperti mengangkat putra Jayakatwang (Raja Kediri) yang bernama Ardharaja menjadi menantunya.
  3. Memperkuat angkatan perang.

Politik Luar Negeri:
  1. Melaksanakan Ekspedisi Pamalayu untuk menguasai Kerajaan melayu serta melemahkan posisi Kerajaan Sriwijaya di Selat Malaka.
  2. Menguasai Bali.
  3. Menguasai Jawa Barat.
  4. Menguasai Malaka dan Kalimantan.

Berdasarkan segi budaya, ditemukan candi-candi dan patung-patung diantaranya candi Kidal, candi Jago, dan candi Singasari. Sedangkan patung-patung yang ditemukan adalah patung Ken Dedes sebagai Dewa Prajnaparamita lambing kesempurnaan ilmu, patung Kertanegara dalam wujud patung Joko Dolog, dan patung Amoghapasa juga merupakan perwujudan Kertanegara (kedua patung kertanegara baik patung Joko Dolog maupun Amoghapasa menyatakan bahwa Kertanegara menganut agama Buddha beraliran Tantrayana).


C. RUNTUHNYA KERAJAAN SINGASARI
Sebagai sebuah kerajaan, perjalanan kerajaan Singasari bisa dikatakan berlangsung singkat. Hal ini terkait dengan adanya sengketa yang terjadi dilingkup istana kerajaan yang kental dengan nuansa perebutan kekuasaan. Pada saat itu Kerajaan Singasari sibuk mengirimkan angkatan perangnya ke luar Jawa. Akhirnya Kerajaan Singasari mengalami keropos di bagian dalam. Pada tahun 1292 terjadi pemberontakan Jayakatwang bupati Gelang-Gelang, yang merupakan sepupu, sekaligus ipar, sekaligus besan dari Kertanegara sendiri. Dalam serangan itu Kertanegara mati terbunuh. Setelah runtuhnya Singasari, Jayakatwang menjadi raja dan membangun ibu kota baru di Kediri. Riwayat Kerajaan Tumapel-Singasari pun berakhir.



D. HUBUNGAN KERAJAAN SINGASARI DENGAN MAJAPAHIT
Pararaton, Nagarakretagama dan prasasti Kudadu mengisahkan Raden Wijaya, cucu Narasingamurti yang menjadi menantu Kertanegara lolos dari maut. Berkat bantuan Aria Wiararaja (penentang politik Kertanagara), ia kemudian diampuni oleh Jayakatwang dan diberi hak mendirikan desa Majapahit. Pada tahun 1293 datang pasukan Mongol yang dipimpin Ike Mese untuk menaklukkan Jawa. Mereka dimanfaatkan Raden Wijaya untuk mengalahkan Jayakatwang di Kadiri. Setelah Kadiri runtuh, Raden Wijaya dengan siasat cerdik ganti mengusir tentara Mongol keluar dari tanah Jawa. Raden Wijaya kemudian mendirikan Kerajaan Majapahit sebagai kelanjutan Singasari, dan menyatakan dirinya sebagai anggota Wangsa Rajasa, yaitu dinasti yang didirikan oleh Ken Arok.

Peristiwa Keruntuhan-Sebab Kemunduran

Kerajaan Singhasari yang sibuk mengirimkan angkatan perangnya ke luar Jawa akhirnya mengalami keropos di bagian dalam. Pada tahun 1292 terjadi pemberontakan Jayakatwang bupati Gelang-Gelang, yang merupakan sepupu, sekaligus ipar, sekaligus besan dari Kertanagara sendiri. Dalam serangan itu Kertanagara mati terbunuh.

Setelah runtuhnya Singhasari, Jayakatwang menjadi raja dan membangun ibu kota baru di Kadiri. Riwayat Kerajaan Tumapel-Singhasari pun berakhir.
-----
Setelah Raja Kertanegara gugur dalam peristiwa penyerangan Raja Jayakatwang (Raja Kediri), berakhirlah riwayat Kerajaan Singasari. Raja Kertanegara beserta petinggi kerajaan lainnya tewas dalam penyerangan tersebut. Raden Wijaya (menantu Raja Kertanegara) segera melarikan diri ke Sumenep, Madura, dan mendapat perlindungan dari Arya Wiraraja, penguasa Sumenep. Raja Jayakatwang sangat menghormati Arya Wiraraja sehingga Raden Wijaya diampuni. Setelah mendapat pengampunan dari Raja Jayakatwang, Raden Wijaya beserta pengikutnya diizinkan untuk membabat hutan Tarik (sekarang menjadi Desa Trowulan, Jawa Timur) untuk dijadikan desa. Disinilah kemudian berdiri pusat Kerajaan Majapahit.