KERAJAAN
SINGASARI
Kerajaan Singasari (1222-1293)
adalah salah satu kerajaan besar di Nusantara vang didirikan oleh Ken Arok pada
1222. Kerajaan Singasari mencapai puncak kejayaan ketika dipimpin oleh Raja
Kertanegara (1268-1292) yang bergelar Maharajadhiraja Kertanegara Wikrama
Dharmottunggadewa. 
 Ken
Arok merebut daerah Tumapel, salah satu wilayah Kerajaan Kediri yang dipimpin
oleh Tunggul Ametung, pada 1222. Ken Arok pada mulanya adalah anak buah Tunggul
Ametung, namun ia membunuh Tunggul Ametung karena jatuh cinta pada istrinya,
Ken Dedes. Ken Arok kemudian mengawini Ken Dedes. Pada saat dikawini Ken Arok,
Ken Dedes telah mempunyai anak bernama Anusapati yang kemudian menjadi raja
Singasari (1227-1248). Raja terakhir Kerajaan Singasari adalah Kertanegara.
Ken
Arok merebut daerah Tumapel, salah satu wilayah Kerajaan Kediri yang dipimpin
oleh Tunggul Ametung, pada 1222. Ken Arok pada mulanya adalah anak buah Tunggul
Ametung, namun ia membunuh Tunggul Ametung karena jatuh cinta pada istrinya,
Ken Dedes. Ken Arok kemudian mengawini Ken Dedes. Pada saat dikawini Ken Arok,
Ken Dedes telah mempunyai anak bernama Anusapati yang kemudian menjadi raja
Singasari (1227-1248). Raja terakhir Kerajaan Singasari adalah Kertanegara.  
Ken Arok 
Ketika di pusat Kerajaan Kediri
terjadi pertentangan antara raja dan kaum Brahmana, semua pendeta melarikan
diri ke Tumapel dan dilindungi oleh Ken Arok. Pada 1222, para pendeta Hindu
kemudian menobatkan Ken Arok sebagai raja di Tumapel dengan gelar Sri Ranggah
Rajasa Bhatara Sang Amurwabhumi. Adapun nama kerajaannya ialah Kerajaan
Singasari. Berita pembentukan Kerajaan Singasari dan penobatan Ken Arok
menimbulkan kemarahan raja Kediri, Kertajaya. la kemudian memimpin sendiri pasukan
besar untuk menyerang Kerajaan Singasari. Kedua pasukan bertempur di Desa
Ganter pada 1222. Ken Arok berhasil memenangkan pertempuran dan sejak itu
wilayah kekuasaan Kerajaan Kediri dikuasai oleh Singasari. 
 Kertanegara
Kertanegara  
Ken Arok memerintah Kerajaan Singasari
hanya lima tahun. Pada 1227 ia dibunuh oleh Anusapati, anak tirinya (hasil
perkawinan Tunggul Ametung dan Ken Dedes). Sepuluh tahun kemudian Anusapati
dibunuh oleh saudara tirinya, Tohjaya (putra Ken Arok dengan Ken Umang). 
Kematian Anusapati menimbulkan kemarahan Ranggawuni, putra Anusapati.
Ranggawuni langsung menyerang Tohjaya. Pasukan Tohjaya kalah dalam pertempuran
dan meninggal dunia dalam pelarian. Pada 1248 Ranggawuni menjadi raja Singasari
bergelar Sri Jaya Wisnuwardhana. Ranggawuni memerintah Kerajaan Singasari
selama 20 tahun (1248-1268) dan dibantu oleh Mahisa Cempaka (Narasingamurti).
Ranggawuni wafat pada 1268 dan digantikan oleh putranya, Kertanegara. la
memerintah Kerajaan Singasari selama 24 tahun (1268-1292). 
Ekspedisi Pamalayu 
Kertanegara terus memperluas
pengaruh dan kekuasaan Kerajaan Singasari. Pada 1275 ia mengirim pasukan untuk
menaklukkan Kerajaan Sriwijaya sekaligus menjalin persekutuan dengan Kerajaan
Campa (Kamboja). Ekspedisi pengiriman pasukan itu dikenal dengan nama Pamalayu.
Kertanegara berhasil memperluas pengaruhnya di Campa melalui perkawinan antara
raja Campa dan adik perempuannya. Kerajaan Singasari sempat menguasai Sumatera,
Bakulapura (Kalimantan Barat), Sunda (Jawa Barat), Madura, Bali, dan Gurun
(Maluku). 
Serangan Pasukan Mongol 
Pasukan Pamalayu dipersiapkan
Kertanegara untuk menghadapi serangan kaisar Mongol, Kubilai Khan, yang
berkuasa di Cina. Utusan Kubilai Khan beberapa kali datang ke Singasari untuk
meminta Kertanegara tunduk di bawah Kubilai Khan. Apabila menolak maka
Singasari akan diserang. Permintaan ini menimbulkan kemarahan Kertanegara
dengan melukai utusan khusus Kubilai Khan, Meng Ki, pada 1289. Kertanegara
menyadari tindakannya ini akan dibalas oleh pasukan Mongol. la kemudian
memperkuat pasukannya di Sumatera. Pada 1293 pasukan Mongol menyerang Kerajaan
Singasari. Namun Kertanegara telah dibunuh oleh raja Kediri, Jayakatwang,
setahun sebelumnya. Singasari kemudian dikuasai oleh Jayakatwang. 
LIHAT JUGA 
 Atas: Arca Dwarapala
merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Singasari.
Atas: Arca Dwarapala
merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Singasari.  
<< Kiri atas: Candi Singasari
disebut juga Candi Tumapel berupa kuil Syiwa yang besar dan tinggi. 
TAHUKAH KAMU
Pasukan
Mongol menghancurkan Kerajaan Kediri dan membunuh Jayakatwang karena menyangka
Kerajaan Kediri sebagai Kerajaan Singasari dan Jayakatwang sebagai Kertanegara. 
<< Kiri bawah: Candi Jago terletak
di Malang, Jawa Timur, merupakan peninggalan Kerajaan Singasari yang dibangun
untuk Raja Wisnuwardhana, raja Singasari, pada pertengahan abad ke-13. Dalam
Negarakertagama, candi ini merupakan salah satu tempat yang dikunjungi Hayam
Wuruk pada 1359. 
 Atas : Candi Kidal dibangun
di Rejokidal, Tumpang, Malang, yang dipersembahkan kepada Anusapati, raja kedua
dan anak tiri Ken Arok.
Atas : Candi Kidal dibangun
di Rejokidal, Tumpang, Malang, yang dipersembahkan kepada Anusapati, raja kedua
dan anak tiri Ken Arok.  
Sumber : Syukur, Abdul, Ensiklopedi
Umum untuk Pelajar , Jilid 9, Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve, 2005.
Halaman 110. 
Kerajaan Singasari adalah sebuah kerajaan Hindu Buddha di
Jawa Timur yang didirikan oleh Ken Arok pada tahun 1222 M. Lokasi kerajaan ini
sekarang diperkirakan di daerah Singosari, Malang. Kerajaan Singasari
hanya sempat bertahan 70 tahun sebelum mengalami keruntuhan. Kerajaan ini
beribu kota di Tumapel yang terletak di kawasan bernama Kutaraja. Pada awalnya,
Tumapel hanyalah sebuah wilayah kabupaten yang berada dibawah kekuasaan
Kerajaan Kadiri dengan bupati bernama Tunggul Ametung. Tunggul Ametung dibunuh
oleh Ken Arok yang merupakan pengawalnya.
Keberadaan Kerajaan Singosari dibuktikan melalui candi-candi yang banyak
ditemukan di Jawa Timur yaitu daerah Singosari sampai Malang, juga melalui
kitab sastra peninggalan zaman Majapahit yang berjudul Negarakertagama karangan
Mpu Prapanca yang menjelaskan tentang raja-raja yang memerintah di Singosari
serta kitab Pararaton yang juga menceritakan riwayat Ken Arok yang penuh
keajaiban. Kitab Pararaton isinya sebagian besar adalah mitos atau dongeng
tetapi dari kitab Pararatonlah asal usul Ken Arok menjadi raja dapat diketahui.
Sebelum menjadi raja, Ken Arok berkedudukan sebagai Akuwu (Bupati) di Tumapel
menggantikan Tunggul Ametung yang dibunuhnya, karena tertarik pada Ken Dedes
istri Tunggul Ametung. Selanjutnya ia berkeinginan melepaskan Tumapel dari
kekuasaan kerajaan Kadiri yang diperintah oleh Kertajaya. Keinginannya
terpenuhi setelah kaum Brahmana Kadiri meminta perlindungannya. Dengan alasan
tersebut, maka tahun 1222 M /1144 C Ken Arok menyerang Kediri, sehingga
Kertajaya mengalami kekalahan pada pertempuran di desa Ganter. Ken Arok yang
mengangkat dirinya sebagai raja Tumapel bergelar Sri Rajasa Sang Amurwabhumi.
A. SISTEM PEMERINTAHAN KERAJAAN SINGASARI 
Ada dua versi yang menyebutkan silsilah kerajaan Singasari alias Tumapel ini.
Versi pertama adalah versi Pararaton yang informasinya didapat dari Prasasti
Kudadu. Pararaton menyebutkan Ken Arok adalah pendiri Kerajaan Singasari yang
digantikan oleh Anusapati (1247–1249 M). Anusapati diganti oleh Tohjaya
(1249–1250 M), yang diteruskan oleh Ranggawuni alias Wisnuwardhana (1250–1272
M). Terakhir adalah Kertanegara yang memerintah sejak 1272 hingga 1292 M.
Sementara pada versi Negarakretagama, raja pertama Kerajaan Singasari adalah
Rangga Rajasa Sang Girinathapura (1222–1227 M). Selanjutnya adalah Anusapati,
yang dilanjutkan Wisnuwardhana (1248–1254 M). Terakhir adalah Kertanagara
(1254–1292 M). Data ini didapat dari prasasti Mula Malurung.
1. Ken Arok (1222–1227 M)
Pendiri Kerajaan Singasari adalah Ken Arok yang sekaligus juga menjadi Raja
Singasari yang pertama dengan gelar Sri Ranggah Rajasa Sang Amurwabumi.
Munculnya Ken Arok sebagai raja pertama Singasari menandai munculnya suatu
dinasti baru, yakni Dinasti Rajasa (Rajasawangsa) atau Girindra
(Girindrawangsa). Ken Arok hanya memerintah selama lima tahun (1222–1227 M).
Pada tahun 1227 M, Ken Arok dibunuh oleh seorang suruhan Anusapati (anak tiri
Ken Arok). Ken Arok dimakamkan di Kegenengan dalam bangunan Siwa–Buddha.
2. Anusapati (1227–1248 M)
Dengan meninggalnya Ken Arok maka takhta Kerajaan Singasari jatuh ke tangan
Anusapati. Dalam jangka waktu pemerintahaannya yang lama, Anusapati tidak
banyak melakukan pembaharuan-pembaharuan karena larut dengan kesenangannya
menyabung ayam. Peristiwa kematian Ken Arok akhirnya terbongkar dan sampai juga
ke Tohjoyo (putra Ken Arok dengan Ken Umang). Tohjoyo mengetahui bahwa
Anusapati gemar menyabung ayam sehingga diundangnya Anusapati ke Gedong Jiwa
(tempat kediamanan Tohjoyo) untuk mengadakan pesta sabung ayam. Pada saat
Anusapati asyik menyaksikan aduan ayamnya, secara tiba-tiba Tohjoyo menyabut
keris buatan Empu Gandring yang dibawanya dan langsung menusuk Anusapati.
Dengan demikian, meninggallah Anusapati yang didharmakan di Candi Kidal.

 
Gambar: Candi
Kidal
3. Tohjoyo (1248 M)
Dengan meninggalnya Anusapati maka tahta Kerajaan Singasari dipegang oleh
Tohjoyo. Namun, Tohjoyo memerintah Kerajaan Singasari tidak lama sebab anak
Anusapati yang bernama Ranggawuni berusaha membalas kematian ayahnya. Dengan
bantuan Mahesa Cempaka dan para pengikutnya, Ranggawuni berhasil menggulingkan
Tohjoyo dan kemudian menduduki singgasana.
4. Ranggawuni (1248–1268 M)
Ranggawuni naik takhta Kerajaan Singasari pada tahun 1248 M dengan gelar Sri
Jaya Wisnuwardana oleh Mahesa Cempaka (anak dari Mahesa Wongateleng) yang
diberi kedudukan sebagai ratu angabhaya dengan gelar Narasinghamurti.
Ppemerintahan Ranggawuni membawa ketenteraman dan kesejahteran rakyat
Singasari. Pada tahun 1254 M Wisnuwardana mengangkat putranya yang bernama
Kertanegara sebagai yuwaraja (raja muda) dengan maksud mempersiapkannya menjadi
raja besar di Kerajaan Singasari. Pada tahun 1268 Wisnuwardanameninggal dunia
dan didharmakan di Jajaghu atau Candi Jago sebagai Buddha Amogapasa dan di
Candi Waleri sebagai Siwa.

 
Gambar: Candi
Jago
5. Kertanegara (1268-1292 M)
Kertanegara adalah Raja Singasari terakhir dan terbesar karena mempunyai
cita-cita untuk menyatukan seluruh Nusantara. Ia naik takhta pada tahun 1268
dengan gelar Sri Maharajadiraja Sri Kertanegara. Dalam pemerintahannya, ia
dibantu oleh tiga orang mahamentri, yaitu mahamentri i hino, mahamentri i halu,
dan mahamenteri i sirikan. Untuk dapat mewujudkan gagasan penyatuan Nusantara,
ia mengganti pejabat-pejabat yang kolot dengan yang baru, seperti Patih
Raganata digantikan oleh Patih Aragani. Banyak Wide dijadikan Bupati di Sumenep
(Madura) dengan gelar Aria Wiaraja. Setelah Jawa dapat diselesaikan, kemudian
perhatian ditujukan ke daerah lain. Kertanegara mengirimkan utusan ke Melayu
yang dikenal dengan nama Ekspedisi Pamalayu 1275 yang berhasil menguasai
Kerajaan Melayu. Hal ini ditandai dengan pengirimkan Arca Amoghapasa ke
Dharmasraya atas perintah Raja Kertanegara. 
Gambar: Arca
Amoghapasa
Selain menguasai Melayu, Singasari juga menaklukan Pahang, Sunda, Bali,
Bakulapura (Kalimantan Barat), dan Gurun (Maluku). Kertanegara juga menjalin
hubungan persahabatan dengan raja Champa,dengan tujuan untuk menahan perluasaan
kekuasaan Kubilai Khan dari Dinasti Mongol. Kubilai Khan menuntut raja-raja di
daerah selatan termasuk Indonesia mengakuinya sebagai yang dipertuan.
Kertanegara menolak dengan melukai muka utusannya yang bernama Mengki. Tindakan
Kertanegara ini membuat Kubilai Khan marah besar dan bermaksud menghukumnya
dengan mengirimkan pasukannya ke Jawa. Mengetahui sebagian besar pasukan
Singasari dikirim untuk menghadapi serangan Mongol maka Jayakatwang (Kediri)
menggunakan kesempatan untuk menyerangnya. Serangan dilancarakan dari dua arah,
yakni dari arah utara merupakan pasukan pancingan dan dari arah selatan
merupakan pasukan inti. 
Pasukan Kediri dari arah selatan dipimpin langsung oleh Jayakatwang dan
berhasil masuk istana dan menemukan Kertanagera berpesta pora dengan para
pembesar istana. Kertanaga beserta pembesar-pembesar istana tewas dalam
serangan tersebut. Ardharaja berbalik memihak kepada ayahnya (Jayakatwang),
sedangkan Raden Wijaya berhasil menyelamatkan diri dan menuju Madura dengan
maksud minta perlindungan dan bantuan kepada Aria Wiraraja. Atas bantuan Aria
Wiraraja, Raden Wijaya mendapat pengampunan dan mengabdi kepada Jayakatwang.
Raden Wijaya diberi sebidang tanah yang bernama Tanah Tarik oleh Jayakatwang
untuk ditempati. Dengan gugurnya Kertanegara maka Kerajaan Singasari dikuasai
oleh Jayakatwang. Ini berarti berakhirnya kekuasan Kerajaan Singasari. Sesuai
dengan agama yang dianutnya, Kertanegara kemudian didharmakan sebagai
Siwa––Buddha (Bairawa) di Candi Singasari. Arca perwujudannya dikenal dengan
nama Joko Dolog yang sekarang berada di Taman Simpang, Surabaya.

 
Gambar: Candi
Singasari
B. KEHIDUPAN DI KERAJAAN SINGASARI
Dari segi sosial, kehidupan masyarakat Singasari mengalami masa naik turun.
Ketika Ken Arok menjadi Akuwu di Tumapel, dia berusaha meningkatkan kehidupan
masyarakatnya. Banyak daerah-daerah yang bergabung dengan Tumapel. Namun pada
pemerintahan Anusapati, kehidupan sosial masyarakat kurang mendapat perhatian
karena ia larut dalam kegemarannya menyabung ayam. Pada masa Wisnuwardhana
kehidupan sosial masyarakatnya mulai diatur rapi. Dan pada masa Kertanegara, ia
meningkatkan taraf kehidupan masyarakatnya. Upaya yang ditempuh Raja
Kertanegara dapat dilihat dari pelaksanaan politik dalam negeri dan luar
negeri.
Politik Dalam Negeri:
- Mengadakan pergeseran pembantu-pembantunya seperti
     Mahapatih Raganata digantikan oleh Aragani, dll.
- Berbuat baik terhadap lawan-lawan politiknya seperti
     mengangkat putra Jayakatwang (Raja Kediri) yang bernama Ardharaja menjadi
     menantunya.
- Memperkuat angkatan perang.
Politik Luar Negeri:
- Melaksanakan Ekspedisi Pamalayu untuk menguasai
     Kerajaan melayu serta melemahkan posisi Kerajaan Sriwijaya di Selat
     Malaka.
- Menguasai Bali.
- Menguasai Jawa Barat.
- Menguasai Malaka dan Kalimantan.
Berdasarkan segi budaya, ditemukan candi-candi dan patung-patung diantaranya
candi Kidal, candi Jago, dan candi Singasari. Sedangkan patung-patung yang
ditemukan adalah patung Ken Dedes sebagai Dewa Prajnaparamita lambing
kesempurnaan ilmu, patung Kertanegara dalam wujud patung Joko Dolog, dan patung
Amoghapasa juga merupakan perwujudan Kertanegara (kedua patung kertanegara baik
patung Joko Dolog maupun Amoghapasa menyatakan bahwa Kertanegara menganut agama
Buddha beraliran Tantrayana).
C. RUNTUHNYA KERAJAAN SINGASARI
Sebagai sebuah kerajaan, perjalanan kerajaan Singasari bisa dikatakan
berlangsung singkat. Hal ini terkait dengan adanya sengketa yang terjadi
dilingkup istana kerajaan yang kental dengan nuansa perebutan kekuasaan. Pada
saat itu Kerajaan Singasari sibuk mengirimkan angkatan perangnya ke luar Jawa.
Akhirnya Kerajaan Singasari mengalami keropos di bagian dalam. Pada tahun 1292
terjadi pemberontakan Jayakatwang bupati Gelang-Gelang, yang merupakan sepupu,
sekaligus ipar, sekaligus besan dari Kertanegara sendiri. Dalam serangan itu
Kertanegara mati terbunuh. Setelah runtuhnya Singasari, Jayakatwang menjadi
raja dan membangun ibu kota baru di Kediri. Riwayat Kerajaan Tumapel-Singasari
pun berakhir.
D. HUBUNGAN KERAJAAN SINGASARI DENGAN MAJAPAHIT
Pararaton, Nagarakretagama dan prasasti Kudadu mengisahkan Raden Wijaya, cucu
Narasingamurti yang menjadi menantu Kertanegara lolos dari maut. Berkat bantuan
Aria Wiararaja (penentang politik Kertanagara), ia kemudian diampuni oleh
Jayakatwang dan diberi hak mendirikan desa Majapahit. Pada tahun 1293 datang
pasukan Mongol yang dipimpin Ike Mese untuk menaklukkan Jawa. Mereka
dimanfaatkan Raden Wijaya untuk mengalahkan Jayakatwang di Kadiri. Setelah
Kadiri runtuh, Raden Wijaya dengan siasat cerdik ganti mengusir tentara Mongol
keluar dari tanah Jawa. Raden Wijaya kemudian mendirikan Kerajaan Majapahit
sebagai kelanjutan Singasari, dan menyatakan dirinya sebagai anggota Wangsa
Rajasa, yaitu dinasti yang didirikan oleh Ken Arok.
Peristiwa Keruntuhan-Sebab Kemunduran
Kerajaan Singhasari yang sibuk mengirimkan angkatan perangnya ke luar Jawa
akhirnya mengalami keropos di bagian dalam. Pada tahun 1292 terjadi
pemberontakan Jayakatwang bupati Gelang-Gelang, yang merupakan sepupu,
sekaligus ipar, sekaligus besan dari Kertanagara sendiri. Dalam serangan itu
Kertanagara mati terbunuh.
Setelah runtuhnya Singhasari, Jayakatwang menjadi raja dan membangun ibu kota
baru di Kadiri. Riwayat Kerajaan Tumapel-Singhasari pun berakhir.
-----
Setelah Raja Kertanegara gugur dalam peristiwa penyerangan Raja Jayakatwang
(Raja Kediri), berakhirlah riwayat Kerajaan Singasari. Raja Kertanegara beserta
petinggi kerajaan lainnya tewas dalam penyerangan tersebut. Raden Wijaya
(menantu Raja Kertanegara) segera melarikan diri ke Sumenep, Madura, dan
mendapat perlindungan dari Arya Wiraraja, penguasa Sumenep. Raja Jayakatwang
sangat menghormati Arya Wiraraja sehingga Raden Wijaya diampuni. Setelah
mendapat pengampunan dari Raja Jayakatwang, Raden Wijaya beserta pengikutnya
diizinkan untuk membabat hutan Tarik (sekarang menjadi Desa Trowulan, Jawa
Timur) untuk dijadikan desa. Disinilah kemudian berdiri pusat Kerajaan
Majapahit.